1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
|
<?xml version='1.0' encoding='utf-8'?><section xmlns="http://docbook.org/ns/docbook" xmlns:ns5="http://www.w3.org/1999/xhtml" xmlns:ns42="http://www.w3.org/1998/Math/MathML" xmlns:ns4="http://www.w3.org/1999/xlink" xmlns:ns3="http://www.w3.org/2000/svg" xmlns:ns="http://docbook.org/ns/docbook" version="5.0" xml:lang="id" xml:id="setupBootloader">
<info>
<!---->
<!--Lebarhon 2015 07 04 Project for Mageia 5. The UEFI and BIOS systems are so different I think it is better to split the page-->
<title xml:id="setupBootloader-ti1">Pilihan utama Bootloader</title>
</info>
<mediaobject>
<imageobject condition="classical"> <imagedata xml:id="setupBootloader-im1"
format="PNG" fileref="dx2-setupBootloader.png" align="center" revision="1"/>
</imageobject> <imageobject condition="live"> <imagedata
xml:id="setupBootloader-im1" format="PNG" align="center" revision="1"
fileref="live-setupBootloader.png"/> </imageobject></mediaobject>
<section>
<title>With a Bios system</title>
<para xml:id="setupBootloader-pa1" revision="4">Jika Anda lebih suka pengaturan bootloader yang berbeda yang akan dipilih
secara otomatis oleh installer, Anda bisa mengubahnya di sini.</para>
<para xml:id="setupBootloader-pa2" revision="4">Anda mungkin sudah memiliki sistem operasi lain pada komputer, yang mana
Anda harus memilih untuk menambahkan Mageia ke bootloader yang sudah ada,
atau membiarkan Mageia membuatnya.</para>
<tip>
<para>Menu grafis Mageia sangat cantik :</para>
</tip>
<section xml:id="usingMageiaBootloader">
<info>
<title xml:id="usingMageiaBootloader-ti2">Gunakan bootloader Mageia</title>
</info>
<para xml:id="setupBootloader-pa4" revision="3">Bawaannya, Mageia membuat bootloader GRUB (legacy) baru ke MBR (Master Boot
Record) dari harddisk pertama. Jika Anda sudah memiliki sistem operasi lain
yang terinstall, Mageia akan berusaha menambahkannya ke menu boot Mageia
baru.</para>
<para revision="3">Mageia sekarang juga menawarkan GRUB2 sebagai bootloader pilihan sebagai
tambahan GRUB legacy dan Lilo.</para>
<warning>
<para xml:id="setupBootloader-pa6" revision="3">Sistem Linux yang menggunakan bootloader GRUB2 tidak didukung oleh GRUB
(legacy) dan tidak akan dikenali jika bootloader GRUB bawaan digunakan.</para>
<para revision="3">Solusi terbaik adalah menggunakan bootloader GRUB2 yang tersedia di halaman
Ringkasan selama instalasi.</para>
</warning>
</section>
<section xml:id="usingExistingBootloader">
<info>
<title xml:id="usingExistingBootloader-ti4" revision="2">Gunakan bootloader yang ada</title>
</info>
<para xml:id="setupBootloader-pa46" revision="3">Jika Anda memutuskan untuk menggunakan bootloader yang sudah ada maka Anda
harus BERHENTI di halaman ringkasan, lalu klik tombol
<guibutton>Konfigurasi</guibutton> Bootloader, yang memungkinkan Anda
mengubah lokasi instalasi bootloader.</para>
<para xml:id="setupBootloader-pa47" revision="1">Jangan memilih perangkat seperti "sda", atau Anda akan menghapus MBR yang
sudah ada. Anda harus memilih partisi root yang Anda pilih di bagian
pemartisian sebelumnya, misalnya sda7.</para>
<para xml:id="setupBootloader-pa48" revision="1">Supaya jelas, sda adalah perangkat, sda7 adalah partisi pada perangkat
tersebut.</para>
<tip>
<para revision="1" xml:id="setupBootloader-pa48a">Jalankan tty2 dengan Ctrl+Alt+F2 lalu ketik <literal>df</literal> untuk
memeriksa di mana partisi <literal>/</literal> (root) berada. Ctrl+Alt+F7
akan membawa Anda kembali ke layar installer.</para>
</tip>
<para xml:id="setupBootloader-pa49" revision="2">Prosedur yang sebenarnya untuk menambahkan Mageia ke bootloader yang sudah
ada diluar ruang lingkup bantuan ini, tapi dalam kebanyakan kasus akan harus
menjalankan program intalasi bootloader yang sesuai yang akan mendeteksi dan
menambahkan secara otomatis. Lihat pada dokumentasi sistem operasi.</para>
</section>
<section xml:id="advancedOptionBootloader">
<info>
<title xml:id="advancedOptionBootloader-ti5" revision="2">Pilihan lanjutan bootloader</title>
</info>
<para xml:id="setupBootloader-pa52" revision="3">Jika Anda memiliki ruang disk terbatas untuk partisi <literal>/</literal>
yang berisi <literal>/tmp</literal>, klik pada
<guibutton>Lanjutan</guibutton> lalu centang kotak <guilabel>Bersihkan /tmp
setiap komputer dijalankan ulang</guilabel>. Ini akan membantu menjaga ruang
kosong.</para>
</section>
</section>
<section>
<title>With an UEFI system</title>
<para>With an UEFI system, the user interface is slightly different as you cannot
choose the boot loader since only Grub2-efi is available. </para>
<mediaobject>
<imageobject condition="classical"> <imagedata
fileref="dx2-setupBootloader2.png"/> </imageobject> <imageobject
condition="live"> <imagedata fileref="live-setupBootloader2.png"/>
</imageobject></mediaobject>
<para>If Mageia is the first system installed on your computer, the installer
created an ESP (EFI System Partition) to receive the bootloader
(Grub2-efi). If there was already UEFI operating systems previously
installed on your computer (Windows 8 for example), the Mageia installer
detected the existing ESP created by Windows and added grub2-efi. Although
it is possible to have several ESPs, only one is advised and enough whatever
the number of operating systems you have.</para>
<para>Don't modify the "Boot Device" unless really knowing what you do.</para>
</section>
</section>
|